Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda dan Sosialisasi

Pengertian Pemuda dan Sosialisasi

Pemuda adalah golongan manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, dalam buku terjemahan pendidikan bahasa arab dikatan bahwa pemuda berumur 19-25 tahun. Pemuda masih dikatakan bibit yang perlu disiram dan dipupuk agar dapat menjadi pohon yang berbuah.

Lingkungan yang mencakup kehidupan mahasiswa berupa: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Sekolah dikatan sebagai mujtama’ sogir(masyarakat kecil) dimana pemuda yang berhasil di lingkungan sekolah akan menjadi pemuda yang berkemampuan maksimal bagi negara dan bangsanya. Jika digolongkan dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia adalah sebagai berikut :

Masa bayi : 0 – 1 tahun

Masa anak : 1 – 12 tahun

Masa Puber : 12 – 18 tahun

Masa Pemuda : 19 – 25 tahun

Masa dewasa : 26 tahun keatas

Keadaan indonesia yang dikatakan dunia sebagai jamrud khatulistiwa menjadikannya daerah yang mengandung keanekaragaman budaya, agama, suku, bahasa dan lain sebagainya. Jadi jelaslah sekarang keragaman pemuda Indonesia dilihat dari kesempatan pendidikannya serta dihubungkan dengan keragaman penduduk dalam suatu wilayah, Sehubungan dengan perkembangan individu pemuda itu sendiri dan proses sosialisasi yang dialami oleh para pemuda sangat rumit.

Sosialisasi diartikan sebagai proses adaptasi terhadap lingkungannya. Sosialisasi merupakan kemampuan antara manusia untuk berinteraksi sebagai alat untuk mengenal lingkungannya. Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kepribadian seseorang. Kepribadian sebagai suatu produk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapatdalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat.

Pembahasan

Sosialisasi Pemuda

Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dengan sosialisasi akan lahir generasi yang paham betapa penting dirinya jika dapat bermanfaat bagi orang lain. Sebagaimana dikatakan bahwa sedikit uluran tangan kita sangat berharga bagi orang lain. Akan tetapi, apabila melihat peran pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu

1. Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku.

2. Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : (1) Jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atau pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ikut mengubah masyarakat dan kebudayaan. (2) Jenis pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tindakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. (3) Jenis Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.

Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai mahluk moral, mahluk sosial. Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa.

kelompok IV :

  • Ririn Ardiyani
  • Agus Setiawan
  • Adi Wijaya
  • Kenneth Mohammad Albani Hakim
  • Gilang Wirakusumah


Sumber :

http://isramrasal.wordpress.com/2009/10/30/pemuda-dan-sosialisasi/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kebudayaan dalam Kampung Naga

Dalam postingan kali ini, Saya akan membahas tentang kebudayaan yang ada di dalam Kampung Naga. Ya Kampung Naga. Namun, tak seperti yang terlintas dalam pikiran kalian ketika mendengar nama Kampung Naga. Ternyata berbeda namanya, tak ada satu pun hal yang berbau naga didalam kampung ini. Yang membuat kampung ini unik dan berbeda adalah kepatuhan warga didalamnya dalam menjaga tradisi mereka. Salut sangat deh buat mereka.Yang saya ingat dulu saat mengunjungi desa ini yaitu, sebelum memasuki Kampung Naga kita harus menuruni sekitar 360 anak tangga. Setelah turun "beberapa" anak tangga tersebut, maka sampailah kita pada keindahan dan kesuburan Kampung Naga. Terdapat tanaman pertanian padi, jagung, sayur-sayuran dan apotik hidup, kemudian dibatasi oleh sungai dan diapit oleh bukit-bukit yang lumayan terjal.

Rumah dari para penduduk ini adalah salah satu dari keunikan Kampung Naga. Semua atapnya terbuat dari ijuk dan menghadap ke arah kiblat. Jumlah rumah di Kampung Naga pun selalu dipertahankan, yaitu tidak boleh kurang dan lebih dari 118 bangunan. Dari 118 bangunan tersebut, sebanyak 108 bangunan adalah rumah penduduk, sisanya adalah bangunan masjid, ruang pertemuan dan rumah agung ( rumah besar ) yang tidak boleh ditempati oleh siapapun.

Tidak boleh berkata sembarangan, mematahkan ranting-ranting pohon, atau menganggu hewan-hewan yang ada disekitar adalah kearifan lokal yang harus dipatuhi oleh para pengunjung. Seperti dikatakan Pak Atang, "Di seberang sungai adalah hutan larangan, siapapun tidak boleh mengambil ranting pohon apalagi menebang pohon, bisa dikenai sangsi adat,". Logikanya adalah jika pohon-pohon tersebut ditebang tentunya sangat berbahaya, kemungkinan longsor dan banjir karena tekstur tanah yang miring, juga bisa terjadi putusnya rantai kehidupan di wilayah tersebut. Dari sisi lain kampung ini, yang berfungsi sebagai pembatas wilayah adalah adanya dua air terjun kecil dari atas bukit, yang berfungsi sebagai pengairan pada musim kemarau, dan mencegah erosi secara langsung dari bukit-bukit yang berada diatasnya. Cerita lain dari keajaiban air terjun tersebut adalah, kita tidak diperbolehkan mandi di air terjun tersebut ketika menjelang waktu maghrib, pasti akan kesurupan, boleh percaya atau tidak.

Kalian yang penasaran, dapat berkunjung langsung ke Kampung Naga. Akses nya sangat mudah, karena berada di tepi jalan utama antara Garut dan Tasyikmalaya. Pastinya selain berkunjung, juga harus menghormati dan menjaga tradisi mereka karena Kampung Naga adalah salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia ini.

check this out before you leave ..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS